Rabu, 06 Agustus 2014

Naskah Drama




Tugas Bahasa Indonesia
Naskah Drama



Oleh : Nurul Mufidah



Naskah Drama[1]
Oleh   : Nurul Mufidah( XI IPA 2)
Tokoh
Rama-Penulis naskah drama
Karno-Ir.Soekarno
Radji-KRT Radjiman Widyodiningrat
Promo-Prof.Dr.Supomo
Yamin-Muh.Yamin
Amis-A.A.Maramis
Erul-Chaerul Saleh
Salim-H.Agus.Salim
Sudan-Sudancho Singgih
Komandan tentara Jepang
Sukarni
Nagil
Munar
Asep
Banu


Tirai dibuka
Lampu perlahan menyala
Adegan 1
Seorang masuk dengan wajah jengkel dan marah.Memulai pentas dengan Monolog.
Rama       : Apa yang harus aku lakukan? Aku ini bukan seorang yang pandai memainkan kata. Apalagi menggores tinta dalam kertas dalamkeadaan terpaksa. Aku sudah cukup pusing dengan apa yang harus aku pikirkan dan pelajari. Momen gaya, koloid, system pencernaan, menghitung kecepatan apel yang jatuh dari pohonnya, suspersi, asam basa dan semua yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam sialan yang aku anggap aneh dan tidak penting itu sudah cukup membuatku muak. Sekarang? Sekarang? Aku mendadak harus menjadi seeorang sastrawan. Seorang sastrawan? Iya sastrawandadakan. Mimpi apa aku semalam? Sepertinya aku bermimpi indah tadi malam. Tapi mengapa yang terjadi saat ini adalah hal sial? Oh, bagaimana ini? Aku tidak bisa, apa itu Naskah Drama? Bagaimana cara membuatnya? Membuat puisi cinta saja aku selalu gagal, bahkan cerpen dan pantun sekali pun aku tidak bisa. Ini?Membuat naskah drama dalam satu malam dengan berlembar-lembar kertas.Besok pukul 6 pagi sudah harus selesai dan dikumpulkan.pukul 6 pagi?Dan setelah itu, tidak ada kata ampun. Semua kerja keras yang telah dilakukan akan menjadi sampah –tak berguna- Tidak. Tidak. Tidak! aku tidak mau mengerjakan hal yang tidak kusukai! Aku tidak akan mengerjakannya. Tapi? Bagaimana dengan masa depanku? Nilaiku? Ah! Ini gila! Sastrawan itu, maksudku ibu guru yang satu itu memang menyebalkan. Dia sudah mengancam kami tidak akan naik tingkat apabila tidak mengerjakan tugas darinya. Tapi yang dikatakannya tidak pernah main-main.Pernah suatu ketika sebanyak 17 siswa dia tendang dari sekolah hanya karena itu. Ya hal itu tadi, tidak mengerjakan tugas! Kumohon Siapa saja tolong aku...
Adegan 2
Di dalam kamar, Rama sibuk berpikir mengenai tugas yang harus ia kerjakan itu, Dengan gontai ia mulai menggoreskan tintanya.
Rama      : “Naskah Drama, mari kita taklukan…”
Sembari menulis Rama membayangkan adegan demi adegan yang ia buat
Rama       : “Kekalahan jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga pada 1 Maret 1945 Jendral Kumaichi Harada memngumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama Dokuritsu Junbi Chosakai. Tepat pada waktu diresmikannya organisisi tersebut dilangsungkan sidang yang membicarakan dasar filsafat negara Indonesia.”
Radji      : ”Saudara-saudara sebangsa dan setanah air pada sidang...”
Rama       : “Tidak. Tidak (menggelengkan kepala). Bahasa seperti ini terlalu kolot,akan ku buat kisah ini menjadi luar biasa (tersenyum bengis) Oke akan ku ulangi.”
Radji      : “Oke semua, berhubung BPUPKI ini udah resmi. Kita langsung aja bergerak. Jadi kita akan membicarakan tentang dasar filsafat negara kita. Negara Indonesia.”
Yamin      : “Maaf,bisa dijelaskan filsafat itu apa?”
Karno      : “Filsafat merupakan  pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.”
Radji      : “Ooh begitu… Terima kasih Kang Karno udah jelasin maksud dari filsafat. Mungkin temen-temen udah ada yang punya ide?”
Yamin      : “gue ada saran nih, tapi gak tau deh…” (pause)
Rama       : Akh!! Bahasa yang aku gunakan sangatlah buruk! Bagaimana bisa aku mendapat nilai A jika kata-kata yang aku gunakan seperti ini? Tidak apalah mereka bilang buat saja seperti air yang mengalir, buat seperti yang kau ingin. Baiklah apapun yang terjadi akan tetap ku lanjutkan.
Radji      :“Bisa tolong bacain?”
Yamin      : “oke.
           1 Peri Kebangsaan;
2. Peri Kemanusiaan;
3.Peri ke-Tuhanan;
4.Peri Kerakyatan;
5.Kesejahteraan Rakyat.Gimana?”
Radji      : “Oke, keren juga. Bisa ditampung. Ada lagi yang mau usul?”
Promo      :“Gue gue!(mengangkat tangan) Tolong didengar 1.Persatuan;
2. Kekeluargaan;
3.Mufakat dan demokrasi;
4. Musyawarah;
5. Keadilan sosial.”
Radji      : “Bagus juga tuh! Untuk menentukan dasar Filsafat mana yang akan menjadi Dasar Negara kita ini, maka akan diadakan voting nanti. Nah, sebelum itu gue kasih kesempatn bagi yang usul bisa disharekan sekarang.”
Promo      : “Dji, tuh Karno mau usul”
Karno      : “Apaan sih lo. Bohong dia!”
Promo      : “Sini gue bacain.
          1.Kebangsaan Indonesia;
          2.Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan;
          3.Mufakat,-atau demokrasi;
          4.Kesejahteraan sosial
          5. Ketuhanan Yang Maha Esa”
Karno      : “Ah lo,Prom!”
Promo      : “percaya udah sama gue. Punya lo pasti bakalan diterima.”
Radji      : “Keren juga Kang! Bisa jadi pertimbangan temen-temen, tuh! Gimana kalo kita  adainvoting sekarang?” (Pause)
Rama      : “Entah apa jadinya aku kalau-kalau para pejuang kemerdekaan mendadak hidup dan membaca kisahnya yang menjadi seperti ini, bisa mati aku…” (memasang wajah ngeri)
Sedetik kemudian
Rama      :“tapi, ya sudahlah.”
Adegan 3
Rama      : “Benar saja apa yang dikataka oleh Promo. Dasar filsafat yang di ajukan Kang Karno diterima.”
Promo      : “kang, bener kan ape gue bilang ide lo bakalkepilih. Oh iye ngomong-ngomong bakal lo kasih nama apaan tuh?”
Karno      : “Mmm, PANCASILA! Ya, pancasila!”
Promo      : “keren tuh! Artinya?dapet nama dari mana ?”
Karno      : “Itu bahasa Sanksekerta, Panca artinya lima dan sila artinya dasar. Jadi artinya Lima Dasar, dasar negara.Nama itu dari orang yang duduk disamping gue waktu lagi ngerumusin dasar filsafat.Ya sebut aja dia Fu, Fulan[2] maksudnya abisnya namanya gak jelas gitu dibuku sejarah anak SMA. Keterangan yang tercantum didalam buku sejarah dia seorang ahli bahasa.”
Promo      : “hoalah...”
Adegan 4
Rama membuka lembaran baru kemudian kembali menulis
Rama      : “setelah sidang pertama itu selesai, sidang ditunda hingga bulan Juli 1945. Pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan orang anggota membentuk Panitia Sembilan atau Panitia Kecil. Panitia ini menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan negara Indonesia Merdeka. Dokumen ini dikenal sebagai Piajam Jakarta. Namun ada sedikit perbedaan pendapat mengenai sila pertama dalam Piagam Jakarta tersebut.”
Amis      : “Eh, negara kita ini kan terdiri dari berbagai ras, suku dan agama. Kalo menurut pendapat gue sendiri, sih. Gak adil kalo kita menggunakan sila -Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya- lha agama yang lain dikemanain? Ya sedikit usul aja, sih. Mungkin perlu direvisi.
Salim      : “Bener juga sih. Gak adil banget kalo Cuma Islam aja yang tertulis disitu, sedangkan yang memperjuangkan kemerdekaan juga banyak dibantu dengan agama-agama lain. Kayaknya emang perlu ada revisi, kang!”
Karno      : “Iya betul juga sih.Gimana kalo di ganti jadi -ketuhanan Yang Maha Esa-? artinya lebih universal, kan?”
Salim      : “Ide bagus Kang! Semuanya gimana deal?!”
Semua      : “deal!!”
Adegan 5
Sambil mengunyah snackyang sudah ia sendiri sediakan, Rama terus mengerjakan tugasnya itu.
Rama      : “Pada tanggal 14 Agustus 1945, pasukan jepang menyerah tanpa syarat kepada pihak sekutu. Berita itu dirahasiakan oleh tentara Jepang yang ada di Indonesia. Walaupun begituberita penyerahan Jepang tersebut diketahui oleh kalangan pemuda bangsa Indonesia di kota Bandung.”
Rama      : “seorang pemuda memainkan handphone qwerty-nya. Lalu meletakan di sala satu telinganya.”
Munar      : “Assalamualaikum, mang! Udah tau belom kabar terbaru, kabar menggembirakan buat bangsa kita.”
Nagil      : “Walaikumsalam. Kabar naon ? Abdi teh belum tahu. kabar apa atuh? Negara kita mau merdeka kitu?”
Munar      : “iya. doain aja, mang. Tadi saya denger dari siaran radio BBC London katanya mah itu si Jepang udah nyerah sama sekutu.”
Nagil      : “Radio BBC London yang di luar negeri itu? Eleuh eleuh keren amat kamu kalo gitu. Ambu, abah, teh Ina, ce’ Nisa, mang cecepsama orang sakampung udah pada di kasih tau?”
Munar      : “Belom mang. Saya mau kasih tau petinggi negara dulu kabar ini. Urusan orang sekampung mah mamang aja ya yang urus?”
Nagil      : “Okeh sip!Sama mamang teh pasti beres.Nanti mamang langsung BBM-in kabar gembira ini ka orang sakampung.”
Adegan 6
Rama mulai lelah berhadapan dengan kertas didepannya
Rama      : “AYO SEMANGAT RAMA!!!”
Rama      : “Tanggal 15 Agustus 1945 pukul 08.00 malam, para pemuda berkumpul di ruang belakang labolatorium bakteriologi di bawah pimpinan Chaerul Shaleh.”
Erul      : “Kemerdekan Indonesia ntuh udah jadi hak dan masalah rakyat Indonesia yang tidak bergantungkepada negara atau bangsa lainnya. Kita harus segera memproklamasikan kemerdekaan!”
Banu      : “iya bener! Kita harus cepet sebelum Jepang mencabut lagi pernyataannya itu.”
Asep      : “Iya kita semua teh udah tau kalo Jepang itu licik. Makanya kita harus adain proklamasinya cepat. Apa kita proklamasikan sekarang?”
Para pemuda : “Aseeeep.....”
Adegan 7
Rama mulai kepayahan. Namun, tetap bertahan
Rama      : “Para pemuda memberitahukan pandangan mereka mengenai kemerdekaan yang harus segera di proklamasikan. Tapi perbedaan usia yang terpaut jauh membuat cara pandang berpikir mereka juga jauh berbeda.”
Karno      : “Apaa??! Kemerdekaan Indonesia bukan hanya sebatas memproklamasikan diri dihadapan rakyat dan dunia. Kita harus berpikir dengan matang dulu.”
Erul      : “Ampun dah, kang! Kelamaan kalo harus mikir ini itu. Kita keburu di serang sama Jepang dan bangsa lain.”
Karno      : “Udah deh nurut aja sama kita golongan tua berjiwa muda. Kita udah lebih berpengalaman!”
Erul      : “Oke oke temper, Kang. Tapi kang??! Kemerdekaan kita udah gak bisa ditahan lagi. Harus segera kang! Harus seg...” (ucapannya terhenti karena terpotong ucapan Soekarno)
Karno      : “Erul, gue bilangkan gak semudah itu. Udah sekarang lo pulang. Bilang sama golongan muda kalo golongan tua yang bakal ngurus semua tentang kemerdekaan. Kalian golongan muda mending memperkuat pertahanan kita kalo-kalo jepang bikin kerusuhan lagi di tanah katulistiwa.”
Adegan 8
Rama kelelahan, ia pun tertidur…
Tetapi dalam mimpinya pun ia tetap berkutat mengerjakan tugasnya.
Rama      : “Golongan muda tidak terima diremehkan oleh golongan muda. Mereka pun merencanaka sebuah aksi.”
Banu      : “Gimana abis ketemuan sama Kang Karno? Asik kagak orangnya? Gokil? Atau gimana?”
Erul      : “Ya gitu, deh! Alot banget diskusi sama kang karno. Ribet harus ini dulu lah itu lah. Banyak yang harus dipikirkan katanya. Banyak yang harusdipertimbangkan. Kemerdekan harus dipikirkan dengan serius. Emang kita kurang serius apa??”
Asep       : “Ya kitu adatnya orang tua. Gak mau kalah sama yang muda.”
Banu       : “Gimana kalo kita asingin aja golongan-golongan tua yang berpengaruh dan keras kepala?”
Erul       : “Ide yang bagus,tuh!(tersenyum bengis)Ada yang punya tempat aman gak?”

Adegan 9
Rama       : “16 Agustus 1945 Soekarno-hatta dibawa ke Rengasdengklok untuk menikmati liburan gratis yang diberikan oleh PT. sariwangi sebagai bentuk penghargaan dan terima kasih karena telah setia dengan produknya.”
Sudan      : “Gimana Kang? Enakkan masakan di Hotel ini?”
Karno      : “iya enak , kalo aja bisa setiap hari makan masakan kayak gini.”
Sudan      : “jelas enak, kang! Makanan hotel bintang tujuh.Ohya kang, gimana masalah terkait kemerdekaan?Kita harus segera memproklamasikannya, kang!”
Rama terbangun dari tidurnya
Rama       : “Apa yang terjadi dengan kisah ini?! Sudah berapa lama aku terlelap?Kuharap seluruh sejarahwan tidak membenciku karena mempermainkan sejarah nasional.Yang sudah terjadi biarlah sudah.Walaupun terasa aneh, ya sudahlah.Aku harus lanjut menulis.”(mengambil pena dan mulai menulis)
Rama       : “Para pemuda terus memberi pelayanan terbaik kepada Soekarno-Hatta.”
Sudan      : “jelas enak, kang! Makanan hotel bintang tujuh.Ohya kang, gimana masalah terkait kemerdekaan?Kita harus segera memproklamasikannya, kang!”
Karno      : “Masalah itu, Okelah kita percepat aja. Kapan kira-kira bisa dilaksanakan?”
Sudan      : “Besok, kang.”
Rama       : “Soekarno mengangkat jempolnya menyatakan ia setuju dengan hal tersebut. Obrolan santai memang lebih bisa menghasilkan hal yang memuaskan.”
Adegan 10
Nagil      : “Nu, desak lagi Kang Karno untuk mempercepat proklamasi.”
Banu       : “Saya segan dengan beliau, Gil. Mati kutu sudah saya jika berhadapan dengannya. Kang Karno berwibawa betul.”
Sudan      : “Sudah tenang saja, saya susah bicara dengan kang karno. Dia bersedia memproklamasikan kemerdekaan setelah kembali ke Jakarta untuk mengabarkan kawan-kawan yang lain.”
Adegan 11
Rama       : “Perundingan antar golongan tua dan muda mencapai kata sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan Indonsia harus dilaksanakan di Jakarta. Laksama Tadashi maeda mengizinkan kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan bahkan ia akan menjamin keselamatan para pemimpin bangsa tersebut. Soekarno-hatta pun dijemput dari rengasdengklok”
Rama bolak-balik berpikir akan kelanjutan ceritanya, kemudian kembali menyambar pena-nya
Rama       : “Menjelang subuh naskah proklamasi akhirnya dapat diselesaikan.Setelah naskah prolamasi selesai masalah baru muncul. Yaitu, bagaimana cara menyebar luaskan berita kemerdekaan tersebut keseluruh penjuru negeri.”
Sukarni    : “Lapangan Ikada susah kami siapkan untuk upacara kemerdekaan Indonesia. Namun, jalan-jalan menuju lapangna IKADA dijaga ketat oleh Jepang.”
Karno      : “Bisa bisa terjadi bentrok antara tentara Jepang dan rakyat. Gimana kalo proklamasi diadakan di depan rumah gue untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.”
Rama       : “Maka dibacakanlah naskah Proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik di depan rumah Soekarno.”
Karno      : “Saudara-saudara sekalian saya telah meminta saudara-saudara hadir di sini untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun bangsa Indonesia berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita.Bahkan telah bertus-ratus gelombang aksikita untuk mencapaikemerdekaan ituada naiknya ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju kearah cita-cita. Juga di dalam zama Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdeaan nasional tidak ada henti-hentinya.
Di dalam zaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri, tetapi kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita dalam tangan kita sendiri.”
Rama       : “Suara derap langkah, tembakan dan mobil tank terdengar seperti menuju lokasi pembacaan teks proklamasi. Jepang datang, Kang Karno tetap tak gentar. ”
Karno      : “Hanya bangsa yang berani mangambil nasib dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami tadi malam mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia. Permusyawaratan itu telah seiya sekata berpendapat bahwa sekaranglahdatang waktunya  untuk menyatakan kemedekaan kita. Saudara-saudara, dengan ini kami menyatakan kebulatan tekad itu,(berhenti sejenak, melihat kearah pasukan Jepang)
          Dengarlah proklamasi kami :”
Rama       : “Kediaman Soekarno dikepung tentara Jepang, apabila pertempur tak bisa terelakan maka sudah bisa ditebak Indonesia….”
Karno      : “Proklamasi”
Rama      : “Soekarno tetap tak gentar”
Karno      : “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekan Indonesia. Hal- hal mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalma tempo sesingkat-singkatnya.
          Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‘45
          Atas nama bangsa Indonesia,
Soekarno-hatta.”
Rama       : “Sorak kegembiraan rakyat Indonesia menggema. Jepang tiada bersuara”
Karno      : “Demikianlah saudara-saudara, kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat Tanah Air kita dan bangsa kita.Mulai saat ini kita menyusun Negara kita.Negara merdeka Negara republik Indonesia merdeka, kekal dan abadi, insya Allah Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.”
Rama       : “Tiba-tiba komandan dari tentara Jepang berjalan menuju ke arah Soekarno. Semua rakyat Indonesia berjejer melindungi bapak Proklamator tersebut.”
Karno      : “Beri dia jalan! Demi apapun itu aku tidak akan mencabut kata merdeka dari negeri ini!”
Rama       : “Komandan tentara Jepang bersiap mengeluarkan pedangnya. Lha kok pedang?(Menggaruk garuk kepalanya)Ya sudahlah tidak apa. Kemudian dia arahkan pedang tersebut ke arah kaki kang Karno, meleset…”
Komandan   : “Kang Karno, kami segenap pemerintahan Jepang mengaku kalah dari Indonesia. Sungguh kami telah menyadari hal itu jauh sebelum kami kalah di medan perang pasifik. Namun kami terlalu sombong mengakui hal itu.”
Karno      : “Bagaimana bisa kalian bangsa Jepang bertindak selemah ini dihadapan kami Indonesia?”
Komandaan  : “Hanya Allah yang Maha Membolak balikan hati manusia. Al-quran  dan as-sunnah yang diajarkan salah seorang tawanan yang kami sekap di ruang bawah tanah menyadarkan kami.”
Karno      : “Siapa dia?”
Komandan   : “Dia menyebut dirinya Ust. Andreas Munarwidya”
Rama berdiri mondar-mandir kebingungan mencari ide,
Rama       : “Apa lagi?? Lanjutan kisah ini apa? Ada yang punya ide?”(bericara menghadap penonton)
Rama      : “Oke, begini saja.”
Komandan   : “Kang, di bulan penuh berkah ini bagaimana jika kita berdamai. Seperti kata syair ‘yang sudah berlalu biarlah berlalu’ mari kita buka lembaran baru.”
Rama       : “Akhirnya Indonesia mendapatkan kemerdekaannya dan Jepang pun mendapat hidayah lewat seorang ustad yang luar biasa hebat.”

Adegan 12
Rama meregangkan tubuhnya yang semalaman hanya melakukan aktifitas pasif nan melelahkan
Rama       : “Akhirnya!!! Selesai juga… Ternyata aku bisa mengalahkan tugas itu. Yah, walaupun aku yakin karyaku ini tidak sebagus karya yang lain. Setidaknya aku sudah mencoba.” (tersenyum kemudian melamun)
Tiba-tiba sebuah suara keras membuyarkan lamunan Rama
Ibu        : “RAMA!! SEDANG APA KAMU? CEPAT BANGUN SEKARANG SUDAH JAM BERAPA?? CEPAT BERANGKAT KE SEKOLAH!”
Rama       : “Kawan, coba kau katakan jam berapa sekarang?! Katakan! (bicara pada penonton)
Rama mengobrak-abrik meja belajarnya dan mendapatkan benda yang ia cari. Sebuah jam weker
Rama       : “APA??!! JAM 8 PAGI??? (tubuhnya melemas) Sepertinya aku ingin mati.”
Tubuh Rama semakin melemah, ia pun ambruk…
Lampu semakin redup
Tirai ditutup





[1] Merupakan judul dari drama ini
[2] Seseorang-Bahasa Arab