Tugas Bahasa Indonesia
“Naskah
Drama”
Oleh : Nurul Mufidah
Naskah Drama[1]
Oleh : Nurul Mufidah( XI IPA 2)
Tokoh
Rama-Penulis naskah drama
Karno-Ir.Soekarno
Radji-KRT Radjiman Widyodiningrat
Promo-Prof.Dr.Supomo
Yamin-Muh.Yamin
Amis-A.A.Maramis
Erul-Chaerul Saleh
Salim-H.Agus.Salim
Sudan-Sudancho Singgih
Komandan tentara Jepang
Sukarni
Nagil
Munar
Asep
Banu
Tirai dibuka
Lampu perlahan menyala
Adegan 1
Seorang masuk dengan wajah jengkel dan marah.Memulai
pentas dengan Monolog.
Rama : Apa yang harus aku
lakukan? Aku ini bukan seorang yang pandai memainkan kata. Apalagi menggores
tinta dalam kertas dalamkeadaan terpaksa. Aku sudah cukup pusing dengan apa
yang harus aku pikirkan dan pelajari. Momen gaya, koloid, system pencernaan,
menghitung kecepatan apel yang jatuh dari pohonnya, suspersi, asam basa dan
semua yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan alam sialan yang aku anggap aneh
dan tidak penting itu sudah cukup membuatku muak. Sekarang? Sekarang? Aku
mendadak harus menjadi seeorang sastrawan. Seorang sastrawan? Iya
sastrawandadakan. Mimpi apa aku semalam? Sepertinya aku bermimpi indah tadi
malam. Tapi mengapa yang terjadi saat ini adalah hal sial? Oh, bagaimana ini?
Aku tidak bisa, apa itu Naskah Drama? Bagaimana cara membuatnya? Membuat puisi
cinta saja aku selalu gagal, bahkan cerpen dan pantun sekali pun aku tidak
bisa. Ini?Membuat naskah drama dalam satu malam dengan berlembar-lembar kertas.Besok
pukul 6 pagi sudah harus selesai dan dikumpulkan.pukul 6 pagi?Dan setelah itu, tidak
ada kata ampun. Semua kerja keras yang telah dilakukan akan menjadi sampah –tak
berguna- Tidak. Tidak. Tidak! aku tidak mau mengerjakan hal yang tidak kusukai!
Aku tidak akan mengerjakannya. Tapi? Bagaimana dengan masa depanku? Nilaiku?
Ah! Ini gila! Sastrawan itu, maksudku ibu guru yang satu itu memang
menyebalkan. Dia sudah mengancam kami tidak akan naik tingkat apabila tidak
mengerjakan tugas darinya. Tapi yang dikatakannya tidak pernah main-main.Pernah
suatu ketika sebanyak 17 siswa dia tendang dari sekolah hanya karena itu. Ya hal
itu tadi, tidak mengerjakan tugas! Kumohon Siapa saja tolong aku...
Adegan 2
Di dalam kamar, Rama sibuk berpikir mengenai
tugas yang harus ia kerjakan itu, Dengan gontai ia mulai menggoreskan tintanya.
Rama : “Naskah Drama, mari kita taklukan…”
Sembari menulis Rama membayangkan adegan demi
adegan yang ia buat
Rama : “Kekalahan jepang
dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga pada 1 Maret 1945 Jendral Kumaichi
Harada memngumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelidiki
usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang bernama Dokuritsu Junbi
Chosakai. Tepat pada waktu diresmikannya organisisi tersebut dilangsungkan
sidang yang membicarakan dasar filsafat negara Indonesia.”
Radji : ”Saudara-saudara
sebangsa dan setanah air pada sidang...”
Rama : “Tidak. Tidak (menggelengkan kepala). Bahasa seperti
ini terlalu kolot,akan ku buat kisah ini menjadi luar biasa (tersenyum bengis) Oke akan ku ulangi.”
Radji : “Oke semua,
berhubung BPUPKI ini udah resmi. Kita langsung aja bergerak. Jadi kita akan
membicarakan tentang dasar filsafat negara kita. Negara Indonesia.”
Yamin : “Maaf,bisa dijelaskan filsafat itu apa?”
Karno : “Filsafat merupakan
pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep
dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.”
Radji : “Ooh
begitu… Terima kasih Kang Karno udah jelasin maksud dari filsafat. Mungkin
temen-temen udah ada yang punya ide?”
Yamin : “gue ada saran nih, tapi gak tau deh…” (pause)
Rama : Akh!!
Bahasa yang aku gunakan sangatlah buruk! Bagaimana bisa aku mendapat nilai A
jika kata-kata yang aku gunakan seperti ini? Tidak apalah mereka bilang buat
saja seperti air yang mengalir, buat seperti yang kau ingin. Baiklah apapun
yang terjadi akan tetap ku lanjutkan.
Radji :“Bisa
tolong bacain?”
Yamin : “oke.
1 Peri Kebangsaan;
2. Peri
Kemanusiaan;
3.Peri
ke-Tuhanan;
4.Peri
Kerakyatan;
5.Kesejahteraan
Rakyat.Gimana?”
Radji : “Oke, keren juga. Bisa
ditampung. Ada lagi yang mau usul?”
Promo :“Gue gue!(mengangkat tangan) Tolong didengar 1.Persatuan;
2. Kekeluargaan;
3.Mufakat
dan demokrasi;
4. Musyawarah;
5. Keadilan
sosial.”
Radji : “Bagus juga tuh! Untuk
menentukan dasar Filsafat mana yang akan menjadi Dasar Negara kita ini, maka akan
diadakan voting nanti. Nah, sebelum
itu gue kasih kesempatn bagi yang usul bisa disharekan sekarang.”
Promo :
“Dji, tuh Karno mau usul”
Karno :
“Apaan sih lo. Bohong dia!”
Promo : “Sini gue bacain.
1.Kebangsaan Indonesia;
2.Internasionalisme,-atau
peri-kemanusiaan;
3.Mufakat,-atau
demokrasi;
4.Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha
Esa”
Karno : “Ah lo,Prom!”
Promo : “percaya udah sama gue. Punya
lo pasti bakalan diterima.”
Radji : “Keren juga Kang! Bisa
jadi pertimbangan temen-temen, tuh! Gimana kalo kita adainvoting
sekarang?” (Pause)
Rama : “Entah apa jadinya aku
kalau-kalau para pejuang kemerdekaan mendadak hidup dan membaca kisahnya yang
menjadi seperti ini, bisa mati aku…” (memasang
wajah ngeri)
Sedetik kemudian
Rama :“tapi, ya sudahlah.”
Adegan 3
Rama : “Benar saja apa yang
dikataka oleh Promo. Dasar filsafat yang di ajukan Kang Karno diterima.”
Promo : “kang, bener kan ape gue
bilang ide lo bakalkepilih. Oh iye ngomong-ngomong bakal lo kasih nama apaan
tuh?”
Karno : “Mmm, PANCASILA! Ya,
pancasila!”
Promo : “keren tuh! Artinya?dapet
nama dari mana ?”
Karno : “Itu bahasa Sanksekerta,
Panca artinya lima dan sila artinya dasar. Jadi artinya Lima
Dasar, dasar negara.Nama itu dari orang yang duduk disamping gue waktu lagi
ngerumusin dasar filsafat.Ya sebut aja dia Fu, Fulan[2]
maksudnya abisnya namanya gak jelas gitu dibuku sejarah anak SMA. Keterangan
yang tercantum didalam buku sejarah dia seorang ahli bahasa.”
Promo : “hoalah...”
Adegan 4
Rama membuka lembaran baru kemudian kembali menulis
Rama : “setelah sidang pertama
itu selesai, sidang ditunda hingga bulan Juli 1945. Pada tanggal 22 Juni 1945
sembilan orang anggota membentuk Panitia Sembilan atau Panitia Kecil. Panitia
ini menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan negara Indonesia Merdeka.
Dokumen ini dikenal sebagai Piajam Jakarta. Namun ada sedikit perbedaan
pendapat mengenai sila pertama dalam Piagam Jakarta tersebut.”
Amis : “Eh, negara kita ini kan
terdiri dari berbagai ras, suku dan agama. Kalo menurut pendapat gue sendiri,
sih. Gak adil kalo kita menggunakan sila -Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya- lha agama yang lain dikemanain? Ya sedikit usul aja, sih.
Mungkin perlu direvisi.”
Salim : “Bener juga sih. Gak adil banget kalo Cuma Islam aja yang
tertulis disitu, sedangkan yang memperjuangkan kemerdekaan juga banyak dibantu
dengan agama-agama lain. Kayaknya emang perlu ada revisi, kang!”
Karno : “Iya betul juga sih.Gimana kalo di ganti jadi -ketuhanan Yang
Maha Esa-? artinya lebih universal, kan?”
Salim : “Ide bagus Kang! Semuanya
gimana deal?!”
Semua : “deal!!”
Adegan 5
Sambil mengunyah snackyang sudah
ia sendiri sediakan, Rama terus mengerjakan tugasnya itu.
Rama : “Pada tanggal 14 Agustus
1945, pasukan jepang menyerah tanpa syarat kepada pihak sekutu. Berita itu dirahasiakan
oleh tentara Jepang yang ada di Indonesia. Walaupun begituberita penyerahan
Jepang tersebut diketahui oleh kalangan pemuda bangsa Indonesia di kota Bandung.”
Rama : “seorang pemuda memainkan
handphone qwerty-nya. Lalu meletakan di sala satu telinganya.”
Munar : “Assalamualaikum, mang!
Udah tau belom kabar terbaru, kabar menggembirakan buat bangsa kita.”
Nagil : “Walaikumsalam. Kabar
naon ? Abdi teh belum tahu. kabar apa atuh? Negara kita mau merdeka kitu?”
Munar : “iya. doain aja, mang.
Tadi saya denger dari siaran radio BBC London katanya mah itu si Jepang udah
nyerah sama sekutu.”
Nagil : “Radio BBC London yang
di luar negeri itu? Eleuh eleuh keren amat kamu kalo gitu. Ambu, abah, teh Ina,
ce’ Nisa, mang cecepsama orang sakampung udah pada di kasih tau?”
Munar : “Belom mang. Saya mau
kasih tau petinggi negara dulu kabar ini. Urusan orang sekampung mah mamang aja
ya yang urus?”
Nagil : “Okeh sip!Sama mamang
teh pasti beres.Nanti mamang langsung BBM-in kabar gembira ini ka orang
sakampung.”
Adegan 6
Rama mulai lelah berhadapan dengan kertas didepannya
Rama : “AYO SEMANGAT RAMA!!!”
Rama : “Tanggal 15 Agustus 1945
pukul 08.00 malam, para pemuda berkumpul di ruang belakang labolatorium
bakteriologi di bawah pimpinan Chaerul Shaleh.”
Erul : “Kemerdekan Indonesia
ntuh udah jadi hak dan masalah rakyat Indonesia yang tidak bergantungkepada
negara atau bangsa lainnya. Kita harus segera memproklamasikan kemerdekaan!”
Banu : “iya bener! Kita harus
cepet sebelum Jepang mencabut lagi pernyataannya itu.”
Asep : “Iya kita semua teh udah
tau kalo Jepang itu licik. Makanya kita harus adain proklamasinya cepat. Apa
kita proklamasikan sekarang?”
Para pemuda : “Aseeeep.....”
Adegan 7
Rama mulai kepayahan. Namun, tetap bertahan
Rama : “Para pemuda
memberitahukan pandangan mereka mengenai kemerdekaan yang harus segera di
proklamasikan. Tapi perbedaan usia yang terpaut jauh membuat cara pandang
berpikir mereka juga jauh berbeda.”
Karno : “Apaa??! Kemerdekaan
Indonesia bukan hanya sebatas memproklamasikan diri dihadapan rakyat dan dunia.
Kita harus berpikir dengan matang dulu.”
Erul : “Ampun
dah, kang! Kelamaan kalo harus mikir ini itu. Kita keburu di serang sama Jepang
dan bangsa lain.”
Karno : “Udah
deh nurut aja sama kita golongan tua berjiwa muda. Kita udah lebih
berpengalaman!”
Erul : “Oke
oke temper, Kang. Tapi kang??!
Kemerdekaan kita udah gak bisa ditahan lagi. Harus segera kang! Harus seg...” (ucapannya terhenti karena terpotong ucapan
Soekarno)
Karno : “Erul,
gue bilangkan gak semudah itu. Udah sekarang lo pulang. Bilang sama golongan
muda kalo golongan tua yang bakal ngurus semua tentang kemerdekaan. Kalian
golongan muda mending memperkuat pertahanan kita kalo-kalo jepang bikin kerusuhan
lagi di tanah katulistiwa.”
Adegan 8
Rama kelelahan, ia pun tertidur…
Tetapi
dalam mimpinya pun ia tetap berkutat mengerjakan tugasnya.
Rama : “Golongan
muda tidak terima diremehkan oleh golongan muda. Mereka pun merencanaka sebuah
aksi.”
Banu : “Gimana
abis ketemuan sama Kang Karno? Asik kagak orangnya? Gokil? Atau gimana?”
Erul : “Ya
gitu, deh! Alot banget diskusi sama kang karno. Ribet harus ini dulu lah itu
lah. Banyak yang harus dipikirkan katanya. Banyak yang harusdipertimbangkan.
Kemerdekan harus dipikirkan dengan serius. Emang kita kurang serius apa??”
Asep : “Ya kitu adatnya
orang tua. Gak mau kalah sama yang muda.”
Banu : “Gimana kalo
kita asingin aja golongan-golongan tua yang berpengaruh dan keras kepala?”
Erul : “Ide yang
bagus,tuh!(tersenyum bengis)Ada yang
punya tempat aman gak?”
Adegan 9
Rama : “16 Agustus 1945
Soekarno-hatta dibawa ke Rengasdengklok untuk menikmati liburan gratis yang
diberikan oleh PT. sariwangi sebagai bentuk penghargaan dan terima kasih karena
telah setia dengan produknya.”
Sudan : “Gimana Kang?
Enakkan masakan di Hotel ini?”
Karno : “iya enak , kalo
aja bisa setiap hari makan masakan kayak gini.”
Sudan : “jelas enak,
kang! Makanan hotel bintang tujuh.Ohya kang, gimana masalah terkait
kemerdekaan?Kita harus segera memproklamasikannya, kang!”
Rama terbangun dari tidurnya
Rama : “Apa yang
terjadi dengan kisah ini?! Sudah berapa lama aku terlelap?Kuharap seluruh
sejarahwan tidak membenciku karena mempermainkan sejarah nasional.Yang sudah
terjadi biarlah sudah.Walaupun terasa aneh, ya sudahlah.Aku harus lanjut
menulis.”(mengambil pena dan mulai
menulis)
Rama : “Para pemuda
terus memberi pelayanan terbaik kepada Soekarno-Hatta.”
Sudan : “jelas enak, kang!
Makanan hotel bintang tujuh.Ohya kang, gimana masalah terkait kemerdekaan?Kita
harus segera memproklamasikannya, kang!”
Karno : “Masalah itu,
Okelah kita percepat aja. Kapan kira-kira bisa dilaksanakan?”
Sudan : “Besok, kang.”
Rama : “Soekarno mengangkat
jempolnya menyatakan ia setuju dengan hal tersebut. Obrolan santai memang lebih
bisa menghasilkan hal yang memuaskan.”
Adegan 10
Nagil : “Nu, desak lagi
Kang Karno untuk mempercepat proklamasi.”
Banu : “Saya segan
dengan beliau, Gil. Mati kutu sudah saya jika berhadapan dengannya. Kang Karno
berwibawa betul.”
Sudan : “Sudah tenang
saja, saya susah bicara dengan kang karno. Dia bersedia memproklamasikan
kemerdekaan setelah kembali ke Jakarta untuk mengabarkan kawan-kawan yang lain.”
Adegan 11
Rama : “Perundingan
antar golongan tua dan muda mencapai kata sepakat bahwa proklamasi kemerdekaan
Indonsia harus dilaksanakan di Jakarta. Laksama Tadashi maeda mengizinkan
kediamannya dijadikan sebagai tempat perundingan dan bahkan ia akan menjamin
keselamatan para pemimpin bangsa tersebut. Soekarno-hatta pun dijemput dari
rengasdengklok”
Rama bolak-balik berpikir akan kelanjutan ceritanya, kemudian
kembali menyambar pena-nya
Rama : “Menjelang subuh
naskah proklamasi akhirnya dapat diselesaikan.Setelah naskah prolamasi selesai
masalah baru muncul. Yaitu, bagaimana cara menyebar luaskan berita kemerdekaan
tersebut keseluruh penjuru negeri.”
Sukarni : “Lapangan Ikada
susah kami siapkan untuk upacara kemerdekaan Indonesia. Namun, jalan-jalan
menuju lapangna IKADA dijaga ketat oleh Jepang.”
Karno : “Bisa
bisa terjadi bentrok antara tentara Jepang dan rakyat. Gimana kalo proklamasi
diadakan di depan rumah gue untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.”
Rama : “Maka
dibacakanlah naskah Proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik di depan rumah
Soekarno.”
Karno : “Saudara-saudara
sekalian saya telah meminta saudara-saudara hadir di sini untuk menyaksikan
suatu peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun
bangsa Indonesia berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita.Bahkan telah
bertus-ratus gelombang aksikita untuk mencapaikemerdekaan ituada naiknya ada
turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju kearah cita-cita. Juga di dalam zama
Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdeaan nasional tidak ada henti-hentinya.
Di
dalam zaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka,
tetapi pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri, tetapi kita
percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar
mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita dalam tangan kita sendiri.”
Rama : “Suara
derap langkah, tembakan dan mobil tank terdengar seperti menuju lokasi
pembacaan teks proklamasi. Jepang datang, Kang Karno tetap tak gentar. ”
Karno : “Hanya bangsa
yang berani mangambil nasib dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dengan
kuatnya. Maka kami tadi malam mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat
Indonesia. Permusyawaratan itu telah seiya sekata berpendapat bahwa
sekaranglahdatang waktunya untuk
menyatakan kemedekaan kita. Saudara-saudara, dengan ini kami menyatakan
kebulatan tekad itu,(berhenti sejenak,
melihat kearah pasukan Jepang)
Dengarlah proklamasi kami :”
Rama : “Kediaman
Soekarno dikepung tentara Jepang, apabila pertempur tak bisa terelakan maka
sudah bisa ditebak Indonesia….”
Karno : “Proklamasi”
Rama : “Soekarno tetap tak gentar”
Karno : “Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekan Indonesia. Hal- hal mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan
dalma tempo sesingkat-singkatnya.
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ‘45
Atas nama bangsa Indonesia,
Soekarno-hatta.”
Rama : “Sorak
kegembiraan rakyat Indonesia menggema. Jepang tiada bersuara”
Karno : “Demikianlah saudara-saudara,
kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat Tanah Air
kita dan bangsa kita.Mulai saat ini kita menyusun Negara kita.Negara merdeka
Negara republik Indonesia merdeka, kekal dan abadi, insya Allah Tuhan
memberkati kemerdekaan kita itu.”
Rama : “Tiba-tiba
komandan dari tentara Jepang berjalan menuju ke arah Soekarno. Semua rakyat
Indonesia berjejer melindungi bapak Proklamator tersebut.”
Karno : “Beri dia jalan!
Demi apapun itu aku tidak akan mencabut kata merdeka dari negeri ini!”
Rama : “Komandan
tentara Jepang bersiap mengeluarkan pedangnya. Lha kok pedang?(Menggaruk garuk kepalanya)Ya sudahlah
tidak apa. Kemudian dia arahkan pedang tersebut ke arah kaki kang Karno,
meleset…”
Komandan : “Kang Karno,
kami segenap pemerintahan Jepang mengaku kalah dari Indonesia. Sungguh kami
telah menyadari hal itu jauh sebelum kami kalah di medan perang pasifik. Namun
kami terlalu sombong mengakui hal itu.”
Karno : “Bagaimana bisa
kalian bangsa Jepang bertindak selemah ini dihadapan kami Indonesia?”
Komandaan : “Hanya Allah
yang Maha Membolak balikan hati manusia. Al-quran dan as-sunnah yang diajarkan salah seorang
tawanan yang kami sekap di ruang bawah tanah menyadarkan kami.”
Karno : “Siapa dia?”
Komandan : “Dia menyebut
dirinya Ust. Andreas Munarwidya”
Rama berdiri mondar-mandir
kebingungan mencari ide,
Rama : “Apa lagi??
Lanjutan kisah ini apa? Ada yang punya ide?”(bericara
menghadap penonton)
Rama : “Oke, begini saja.”
Komandan : “Kang, di bulan
penuh berkah ini bagaimana jika kita berdamai. Seperti kata syair ‘yang sudah
berlalu biarlah berlalu’ mari kita buka lembaran baru.”
Rama : “Akhirnya
Indonesia mendapatkan kemerdekaannya dan Jepang pun mendapat hidayah lewat
seorang ustad yang luar biasa hebat.”
Adegan 12
Rama meregangkan tubuhnya yang semalaman hanya melakukan aktifitas
pasif nan melelahkan
Rama : “Akhirnya!!!
Selesai juga… Ternyata aku bisa mengalahkan tugas itu. Yah, walaupun aku yakin
karyaku ini tidak sebagus karya yang lain. Setidaknya aku sudah mencoba.”
(tersenyum kemudian melamun)
Tiba-tiba sebuah suara keras membuyarkan
lamunan Rama
Ibu : “RAMA!! SEDANG
APA KAMU? CEPAT BANGUN SEKARANG SUDAH JAM BERAPA?? CEPAT BERANGKAT KE SEKOLAH!”
Rama : “Kawan, coba kau
katakan jam berapa sekarang?! Katakan! (bicara pada penonton)
Rama mengobrak-abrik meja belajarnya dan mendapatkan benda yang ia
cari. Sebuah jam weker
Rama : “APA??!! JAM 8
PAGI??? (tubuhnya melemas) Sepertinya aku ingin mati.”
Tubuh Rama semakin melemah, ia pun
ambruk…
Lampu semakin redup
Tirai ditutup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar